From: sunny <ambon@tele2.se>
To: Undisclosed-Recipient@yahoo.com
Sent: Wednesday, 20 May, 2009 23:57:48
Subject: [ppiindia] STOVIA Dilupakan Generasi Muda
Refleksi: Apakah ada yang tahu bahwa untuk masuk Stovia harus bayar jutaan seperti sekarang di zaman NKRI merdeka, ataukah hanya didasarkan kepintaran dan pengetahuan bahasa Belanda?
http://www.suarapem baruan.com/ index.php? detail=News& id=8138
2009-05-20
STOVIA Dilupakan Generasi Muda
Abimanyu
Murid SDN Senen 03 Pagi berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional di Jalan Abdul Rachman Saleh, Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (20/5). Kunjungan tersebut dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap 20 Mei.
ebih dari 100 tahun yang lalu, berdiri kokoh sebuah gedung yang di dalamnya pelajar-pelajar Nusantara menuntut ilmu kedokteran. Gedung itu bernama STOVIA (School Tot Opleiding Van Indlandsche Arsten) atau biasa disebut Sekolah Kedokteran Bumi Putera. Namun saat ini, sejarah yang dikandung di dalam gedung itu perlahan mulai dilupakan.
Gedung STOVIA, juga merupakan saksi bisu terbentuknya organisasi pergerakan pertama di Indonesia di bawah penjajahan Belanda, yaitu Boedi Oetomo sekitar 101 tahun lalu. Di gedung itu pula, ilmu kedokteran di Indonesia berkembang pada saat itu.
Perlahan, sejarah panjang perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia di dalam gedung yang terletak di Jl Abdul Rachman Saleh Nomor 26, Jakarta Pusat itu akan banyak dilupakan orang. Gedung yang sekarang bernama Museum Kebangkitan Nasional itu makin sepi pengunjung.
"Kami sudah berusaha menambah jumlah perbendaharaan benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan gedung ini. Tetapi tidak kami temukan lagi, akibatnya ada kecenderungan jumlah pengunjung makin turun setiap tahunnya. Mungkin karena museum ini tidak menarik seperti mal-mal atau pusat perbelanjaan lainnya," kata Kepala Pengelola Gedung STOVIA Edy Suwardi kepada SP, Selasa (19/5).
Regenerasi cerita sejarah pada pelajar pun makin mengalami penurunan karena kurikulum yang berlaku sekarang. Saat ini, mata pelajaran sejarah dikurangi, baik intensitas waktu maupun materinya dan digabung menjadi ilmu pengetahuan sosial (IPS) terpadu.
"Pelajar-pelajar juga semakin jarang dan cenderung menurun dalam melakukan kunjungan ke museum ini akibat kurikulum pendidikan yang ada sekarang. Padahal, mereka seharusnya diajarkan tentang sejarah-sejarah yang menjadikan negara ini terbentuk. Pelajar juga merupakan pewaris sejarah tersebut," ujar Edy.
Peringatan lahirnya Boedi Oetomo atau dikenal Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei selalu menjadi agenda utama Gedung STOVIA setiap tahun. Ini juga selalu menjadi momen penting bagi pihak pengelola museum untuk tetap mengenalkan gedung yang menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) itu serta sejarah di dalamnya.
"Setiap tahun, perayaan Hari Kebangkitan Nasional, kami selalu berupaya keras menampilkan acara-acara yang dapat menarik antusiasme pengunjung. Termasuk terus mencari benda-benda bersejarah yang mungkin masih ada untuk dipamerkan dalam museum ini," papar Edy.
Diskusi Boedi Oetomo
Pada peringatan kali ini, Rabu (20/5), pihak pengelola mengadakan diskusi yang sebelumnya dilakukan upacara lebih dulu. Dalam diskusi yang dihadiri 400 orang undangan itu membahas tentang 101 tahun perkembangan Boedi Oetomo dalam globalisasi dan pengaruhnya pada nasionalisme. "Setelah itu, acara dilanjutkan dengan peragaan alat-alat kedokteran yang digunakan pada zaman STOVIA dulu dan memberikan materi-materi mengenai benda-benda bersejarah yang ada di sini," tuturnya.
Namun di satu sisi, Edy merasa senang ketika terdapat dua kelompok yang membantunya melestarikan STOVIA dan sejarahnya. Mereka adalah Paguyuban Pengurus Cita-cita Boedi Oetomo yang diketuai Wargono, yang merupakan cucu dari salah satu pendiri Boedi Oetomo, yakni dr Suradji Tirtonegoro. Anggotanya merupakan bagian dari keluarga para pendiri Boedi Oetomo yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain itu, ada juga Perhimpunan Sejarah Dokter Indonesia (Perskin) yang beranggotakan dokter-dokter di seluruh Indonesia. [Falcao Silaban
[Non-text portions of this message have been removed]
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:
1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://ppi-india.blogspot.com
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@yahoogroups.com
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@yahoogroups.com
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@yahoogroups.com
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment